By
MATILDA NARULITA
March 10, 2016
Sekilas Tentang Beasiswa LPDP
“Seleksi beasiswa LPDP tahun ini akan diperketat,” ujar Direktur Utama LPDP, Eko Prasetyo, seperti dikutip harian nasional dan
online bulan Januari 2016. Tak ayal, berita ini membuat calon pendaftar panik. Saya juga mengulas mengenai perubahan kebijakan beasiswa LPDP pada tahun 2016 ini, khususnya untuk tujuan luar negeri di terpisah. Sebagai
awardee atau penerima beasiswa LPDP luar negeri pada bulan Juni tahun lalu, saya pun dibanjiri pertanyaan tentang kriteria lolos seleksi beasiswa LPDP terutama mereka yang ingin mendaftar untuk beasiswa luar negeri. Untuk pemaparan bagaimana menyelaraskan pendaftaran ke universitas pascasarjana dengan pendaftaran beasiswa LPDP, Anda dapat membaca artikel berikut ini yang berjudul: .
Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) merupakan program beasiswa yang dibiayai oleh pemerintah Indonesia melalui Dewan Penyantun yang terdiri dari Menteri Keuangan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dan Menteri Agama. LPDP mempunyai misi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mempersiapkan pemimpin masa depan Indonesia melalui pembiayaan pendidikan. Sejak 2012, LPDP membangun kerja sama dengan 20 kampus dalam negeri dan 280 kampus di 34 negara. Dengan luasnya jaringan LPDP, setiap tahunnya LPDP membuka 4 periode pendaftaran untuk memilih putra-putri terbaik bangsa dari 33,000 pendaftar, menjadikannya sebagai seleksi beasiswa paling kompetitif di Indonesia.
Kesalahan Umum Pendaftar Beasiswa LPDP
Sejauh interaksi saya dengan pendaftar beasiswa LPDP, terutama yang pernah gagal dalam proses seleksi, saya menemukan pola kesalahan yang serupa pada aplikasi mereka, yaitu aplikasi beasiswa yang tidak kuat karena kurangnya pemahaman akan kriteria penerima beasiswa LPDP. Ketidakpahaman ini mengakibatkan gagalnya mereka mengkomunikasikan potensi dirinya dengan jelas, baik dari segi akademis, kepemimpinan, maupun kontribusi nyata untuk Indonesia. Padahal, potensi tersebut dinilai mulai dari seleksi administratif, wawancara,
leaderless group discussion (LGD), sampai
on-the-spot essay writing. Untuk membangun aplikasi beasiswa LPDP yang kuat, pendaftar perlu memahami kriteria lolos seleksi beasiswa LPDP dan memastikan mereka memenuhi kriteria tersebut.
Kriteria Beasiswa LPDP untuk Program Magister (S2)
Kriteria paling dasar adalah latar belakang akademik yang baik. LPDP menilai kriteria ini melalui dokumen administratif pada tahap pertama pendaftaran. Untuk pendaftar program magister, syarat utama adalah telah menyelesaikan program sarjana dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) minimum 3,00 pada skala 4 yang dibuktikan dengan ijazah dan transkrip nilai. Pendaftar juga diwajibkan memiliki dokumen resmi bukti penguasaan Bahasa Inggris berupa TOEFL atau IELTS. Untuk program magister dalam negeri, pendaftar harus mencapai skor minimal IELTS 6,0 / TOEFL iBT 61 / TOEFL ITP 500 / TOEIC 600. Sedangkan jika mendaftar untuk program magister luar negeri, skor minimal yang disyaratkan adalah IELTS 6,5 / TOEFL iBT 79 / TOEFL ITP 550 / TOEIC 750. Anda dapat membaca artikel yang saya tulis untuk membantu menentukan mengambil tes . Apabila pendaftar telah mendapatkan
Letter of Acceptance (LoA) dari universitas tujuan, maka persyaratan IPK dan TOEFL / IELTS tidak diperlukan.
Apabila syarat tersebut sudah tercapai, kriteria selanjutnya adalah memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. LPDP sangat mengedepankan kriteria ini dan mengukur kadar kepemimpinan kandidat penerima beasiswa LPDP melalui hampir semua tahapan seleksi, dari esai, wawancara, sampai LGD. Kriteria ini sangat penting karena LPDP memiliki visi untuk mencetak calon pemimpin bangsa di masa depan, seperti yang Bapak Eko Prasetyo sampaikan bahwa
“Penerima beasiswa LPDP diharapkan dapat menjadi pelopor/penggerak, tidak hanya untuk LPDP tapi juga untuk seluruh pemuda di Indonesia.”
Sayangnya, kebanyakan kandidat terlanjur pesimis karena mereka menganggap bahwa kepemimpinan hanya tergantung dari jabatan dan ukuran organisasi. Misalnya, hanya ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) atau manajer perusahaan multinasional yang memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Padahal, kualitas yang ingin dinilai dari kriteria ini adalah kemampuan mempengaruhi, meyakinkan, ataupun mengajak suatu pihak untuk membuat perubahan. Oleh karenanya, ketika menuliskan esai dan menjawab pertanyaan saat wawancara, kandidat sebaiknya membagikan pengalamannya ketika mampu menggerakkan perubahan dalam organisasi maupun komunitasnya. Dalam proses LGD, jiwa kepemimpinan dapat ditunjukkan dengan menjadi fasilitator atau orang yang memimpin jalannya diskusi dan mengarahkannya untuk mencapai kesepakatan bersama.
Selain memiliki latar belakang akademik dan jiwa kepemimpinan yang kuat, LPDP menginginkan kandidat yang berprestasi. Mengingat ada puluhan ribu aplikasi yang masuk ke LPDP setiap tahunnya, prestasi menjadi acuan penting untuk mencari kandidat penerima beasiswa terbaik sekaligus mengukur potensi kesuksesan kandidat di masa depan. Prestasi di sini dapat berupa juara atau finalis lomba, delegasi daerah atau negara ke konferensi international, maupun promosi jabatan dalam pekerjaan. LPDP akan menilai kriteria ini melalui dokumen administratif, esai, dan juga wawancara. Agar aplikasi beasiswa semakin kuat, cantumkan prestasi yang relevan dan signifikan sejak lima sampai tujuh tahun yang lalu dan unggah bukti pendukung berupa sertifikat atau piagam penghargaan. Diversifikasi prestasi, misalnya dalam bidang olahraga, sains, dan debat, dapat memberikan nilai tambah bagi kandidat.
Kriteria berikutnya yang tak kalah penting adalah kemampuan memahami permasalahan yang terjadi di Indonesia dan kontribusi nyata untuk menjawab permasalahan tersebut. LPDP berkeinginan mencetak pemimpin yang paham benar tentang bangsanya, karena dengan memahami persoalan secara mendalam, para calon pemimpin ini dapat merumuskan strategi untuk mengatasinya dan terus berkomitmen untuk memajukan bangsa. Karena alasan itulah LPDP menaruh porsi terbesar penilaian kandidat pada kriteria ini. Hanya saja, mayoritas pendaftar merasa tidak pernah berkontribusi untuk Indonesia dan menganggap bahwa kontribusi terbatas pada status relawan dalam organisasi sosial atau lembaga non-profit. Padahal, kualitas yang dicari dari kriteria ini adalah kemampuan kandidat untuk menyelesaikan masalah dan memberikan dampak positif bagi berbagai pihak, baik dalam pekerjaan maupun komunitas.
Dalam LGD dan
on-the-spot essay writing, misalnya, topiknya terkait dengan isu terkini yang dihadapi Indonesia, seperti bidang pendidikan, kesehatan, dan hukum. Kontribusi kandidat dalam menyelesaikan permasalahan di sekitarnya akan memudahkan mereka dalam menyampaikan argumen yang kuat dan solusi yang relevan. Untuk memperkuat aplikasi beasiswa LPDP, kandidat sebaiknya menceritakan kontribusi apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan untuk memajukan Indonesia dan bagaimana dampaknya bagi pihak terkait.
Pada akhirnya, yang terpenting bagi kandidat atau pendaftar beasiswa LPDP luar negeri adalah komitmen kandidat untuk kembali ke Indonesia seusai studi, yang digali melalui esai dan wawancara. LPDP ingin memahami aspirasi para kandidat untuk Indonesia dan bagaimana studi magister dan beasiswa ini membantu kandidat mewujudkan aspirasinya untuk kemajuan Indonesia. Kandidat diharapkan menyampaikan dengan detail rencana studinya, dari pemilihan bidang studi, sekolah, sampai negara tujuan, dan rencananya seusai studi. Hal ini sangat penting karena LPDP dan Dewan Penyantun menggelontorkan dana yang sangat besar untuk memfasilitasi penerima beasiswa, sehingga mereka ingin memastikan para peraih beasiswa LPDP memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan potensinya dan kembali ke tanah air seusai studinya untuk berkontribusi terhadap perkembangan negara. Dengan demikian, kita sebagai penerima beasiswa LPDP kelak dapat ikut ambil bagian dalam membangun Indonesia Emas 2045 dengan pemuda sebagai motor penggeraknya.